Dan ia mendapat angka sembilan, tak ada lawannya. Angka itu adalah nilai kesenian tertinggi yang pernah dianugerahkan Bu Mus sepanjang karier mengajarnya. Bahkan Lintang sekalipun tak berkutik. Imajinasi Mahar meloncat-loncat liar amat mengesankan. Sesungguhnya, seperti Lintang, ia juga sangat cerdas, dan aku belum pernah menjumpai seseorang dengan kecerdasan dalam genre seperti ini. Ia tak pernah kehabisan ide. Kreativitasnya tak terduga, unik, tak biasa, memberontak, segar, dan menerobos. Misalnya, ia melatih kera peliharaannya sedemikian rupa sehingga mampu berperilaku layaknya seorang instruktur. Maka dalam sebuah penampilan, keranya itu memerintahkannya untuk melakukan sesuatu yang dalam pertunjukan biasa hal itu seharusnya dilakukan sang kera. Sang kera dengan gaya seorang instruktur menyuruh Mahar bernyanyi, menari-nari, dan berakrobat. Mahar telah menjungkirbalikkan paradigma seni sirkus, yang menurutku merupakan sebuah terobosan yang sangat genius. Pada kesempatan lain Mahar bergabung dengan grup rebana Masjid Al-Hikmah dan mengolaborasikan permainan sitar di dalamnya. Jika grup ini mendapat tawaran mengisi acara di sebuah hajatan perkawinan, para undangan lebih senang menonton mereka daripada menyalami kedua mempelai.
Mahar pula yang membentuk sekaligus menyutradarai grup teater kecil SD Muhammadiyah. Penampilan favorit kami adalah cerita perang Uhud dalam episode Siti Hindun. Dikisahkan bahwa wanita pemarah ini mengupah seorang budak untuk membunuh Hamzah sebagai balas dendam atas kematian suaminya. Setelah Hamzah mati wanita itu membelah dadanya dan memakan hati panglima besar itu. A Kiong memerankan Hamzah, dan Sahara sangat menikmati perannya sebagai Siti Hindun. Juga karena inisiatif Mahar, akhirnya kami membentuk sebuah grup band. Alat-alat musik kami adalah electone yang dimainkan Sahara, standing bass yang dibetot tanpa ampun oleh Samson, sebuah drum, tiga buah tabla, serta dua buah rebana yang dipinjam dari badan amil Masjid Al-Hikmah. Pemain rebana adalah aku dan A Kiong. Mahar menambahkan kendang dan seruling yang dimainkan secara sekaligus oleh Trapani melalui bantuan sebuah kawat agar seruling tersebut dapat dijangkau mulutnya tanpa meninggalkan kendang itu. Maka pada aransemen tertentu Trapani leluasa menggunakan tangan kanannya untuk menabuh kendang sementara jemari tangan kirinya menutup-nutup enam lubang seruling. Sebuah pemandangan spektakuler seperti sirkus musik. Setiap wanita muda dipastikan bertekuk lutut, terbius seperti orang mabuk sehabis kebanyakan makan jengkol jika melihat Trapani yang tampan berimprovisasi. Trapani adalah salah satu daya tarik terbesar band kami. Hanya ada sedikit masalah, yaitu ia mogok tampil jika ibunya tidak ikut menonton.
Insiden sempat terjadi pada awal pembentukan band ini karena Harun bersikeras menjadi drumer padahal ia sama sekali buta nada dan tak paham konsep tempo.
"Dengarkan musiknya, Bang, ikuti iramanya," kata Mahar sabar.
"Drum itu tak bisa kauperlakukan semena-mena." Setelah dimarahi seperti itu biasanya Harun tersenyum kecil dan memperhalus tabuhannya. Tapi itu tak berlangsung lama. Beberapa saat kemudian, meskipun kami sedang membawakan irama bertempo pelan nan syahdu, misalnya lagu Semenanjung Tak Seindah Wajah yang syairnya bercerita tentang seorang pria Melayu duafa meratap-ratap karena ditipu kekasihnya, Harun kembali 138
Jam Tangan Plastik Murahan
menghantam drum itu sekuat tenaganya seperti memainkan lagu rock Deep Purple yang berjudul Burn. Dan ia sendiri tak pernah tahu kapan harus berhenti. Ia hanya tertawa riang dan menghantam drum itu sejadi-jadinya.
Mahar tetap sabar menghadapi Harun dan berusaha menuntunnya pelan-pelan, namun akhirnya kesabaran Mahar habis ketika kami membawakan lagu Light My Fire milik The Doors. Di sepanjang lagu yang inspiratif itu Harun menghajar hithat, tenor drum, simbal3, serta menginjak-injak pedal bass drum sejadi-jadinya. Dengan stik drum ia menghajar apa saja dalam jangkauannya, persis drumer Tarantula melakukan end fill untuk menutup lagu rock dangdut Wakuncar.
"Dengar kata adikmu ini, Abangda Harun, kalau Abang bermain drum seperti itu bisa-bisa Jim Morrison melompat dari liang kuburnya!"
Diperlukan waktu berhari-hari dan permen asam jawa hampir setengah kilo untuk membujuk Harun agar mau melepaskan jabatan sebagai drumer dan menerima promosi jabatan baru sebagai tukang pikul drum itu ke mana pun kami tampil.